1. GUNUNG NGLANGGERAN
Berawal dari sebuah ide ingin trekking dan memasak mie instant di gunung (ide ke dua memang sedikit tak wajar), saya dan teman saya shinbe (bukan nama sebenarnya) merencanakan untuk pergi trekking ke gunung nglanggeran pada hari sabtu . Ini adalah kali ke tiga saya trekking di gunung nglanggeran. Gunung nglanggeran sebenarnya tidak cukup tinggi untuk disebut gunung karena ketinggiannya hanya kurang dari 1000 meter. Tapi karena orang jawa tidak mengenal istilah bukit untuk menyebut gunung yang tidak tinggi, maka banyak bukit-bukit di daerah jawa tetap disebut gunung. Menurut sebuah artikel dikompas.com, gunung nglanggeran pada zaman purba merupakan gunung berapi. Mungkin karena gunung ini merupakan mantan gunung berapi itulah, susunan bebatuan besar yang terdapat di sana terlihat unik-unik.
Persiapan trekking kami adalah nesting yang dipinjam dari mbak yayuk, kompor parafinku, parafin yang dibeli shinbe dan beberapa bungkus mie instant goreng dari ibu saya. Sebenarnya kami ingin sekali berangkat pagi-pagi, tapi karena harus menyelesaikan kewajiban di rumah akhirnya kami berangkat sekitar jam 11-an. Oyaa saya juga mengajak serta putra, adik bontot saya untuk ikut trekking. Lumayan lah adik saya bisa dijadikan porter sepanjang trekking . Sekitar siang bolong jam 12-an kami sampai di rumah bapak paeran, penduduk setempat yang mengelola parkir. Rumah bapak paeran ini adalah rumah yang terdekat dari jalur trekking menuju puncak bukit. Sebelum trekking, kami berfoto-foto dulu . Lalu tak lupa pula saya mengoleskan sunblock SPF 30, agar kulit saya yang sudah gelap ini tidak terbakar. Shinbe dan putra sempat menertawakan saya, gara-gara saya pakai sunblock. “wong ga ke pantai ko pakai sunblock se?” .Wah mereka belum pernah merasakan panasnya kebakaran kulit!
Terdapat tiga pos pendakian di jalur trekking barat ini, tetapi jangan dibayangkan posnya seperti pendakian di gunung. Perjalanan antara pos 1 ke pos 2 sangat dekat hanya sekitar 15 menit, sedangkan dari pos 2 ke pos 3 jaraknya lebih panjang sekitar 30 menit. Pos 3 letaknya sudah di atas persis di bawah puncak. Di antara pos 2 dan pos 3 terdapat jalur bercabang lurus dan ke kanan, lurus adalah trek menuju puncak, sedangkan ke kanan adalah trek menuju tempat yang disebut dengan comberan oleh penduduk setempat. Comberan adalah nama dari sebuah telaga atau sumber mata air di sana. Sayang saya belum pernah ke sana, karena waktu akan ke sana perasaan shinbe menjadi tidak enak (mungkin dia merasakan hal-hal yang aneh, hehe ada-ada saja). Di tengah perjalanan menuju puncak kami bertemu beberapa orang yang habis berkemah. Ada beberapa tempat yang memang bagus untuk berkemah di bawah puncak terutama di pos 3.
Medan trekking di nglanggeran sebenarnya mirip dengan medan pendakian di gunung. Terdapat beberapa batu besar yang mau tak mau harus dipanjat (Rada-rada rock climbing sedikiit) . Dan terdapat pula trek yang licin karena tanahnya merah. Ada trek yang dikitari padang rumput. Ada juga trek yang dikelilingi pohon-pohon rimbun seperti di hutan. Yang jelas rasanya seperti syuting si bolang hehehe .
Akhirnya dengan perjuangan yang menggebu-gebu dan menghabiskan banyak air mineral karena kepanasan serta sempat sedikit nyasar karena jalan menuju puncak tertutupi oleh tetumbuhan yang tinggi. Sampailah kami di puncak. Waktu tempuh kami dari bawah sampai puncak tidak sampai satu jam.
Saya : “Shinbe gimana menurutmu pemandangan di sini?”
Shinbe : “HOLY SHIT!!!” (ekspresi tercengang, terkagum-kagum dan terkaget-kaget :D)
Terdapat dua puncak di trekking nglanggeran barat, puncak sebelah selatan dan utara. Puncak selatan di atas pos 3 dan jalannya enak, sedangakan puncak yang utara (gunung gedhe) jalannya sulit karena harus rock climbing. Menurut saya puncak nglanggeran adalah tempat yang recomended untuk foto-foto apalagi pre wed session dan untuk menjeriiiiit sekeras-kerasnya . Dari puncak ini anda bisa melihat pemandangan batu-batu yang luar biasa besar, kontur alam gunung kidul sebelah selatan, rawa jombor dan air terjun banyunibo. Setelah berasyik-asyik ria menikmati pemandangan sambil ngemil dan foto-foto, kami turun ke pos 3 untuk leyeh-leyeh dan memasak mie instant di bawah rimbunnya pepohonan dengan pemandangan kota yogyakarta di kejauhan.
Secuil info about Gunung Nglanggeran :
– Dari Yogyakarta kira-kira satu jam dengan kendaraan bermotor. Tidak ada transportasi umum langsung menuju lokasi. Bisa saja dengan bus jogja-wonosari turun perempatan pathuk-dlingo, lalu dilanjutkan dengan ojek.
– Retribusi tiket masuk untuk trekking Rp 2000
– Parkirnya di rumah bapak saeran, tarif parkir sukarela, tapi minimal kasih Rp 2000 lah per motor
– Siapkan alas kaki yang kuat, jangan pakai sandal jepit apalagi high heels!! haha..JsKd
– Estimasi waktu dari pos 1 sampai pos 3 (puncak) kira-kira 30 menit sampai 1 jam, tergantung kekuatan fisik
Arah :
Yogyakarta–> Jalan Wonosari –> Piyungan –> Bukit Bintang (Bukit Pathuk)–> Perempatan Pathuk/Dlingo belok ke kiri kira2 5-7 km- Komplek Pemancar TV ada perempatan belok kanan ke arah gunung
2. GUNUNG MERAPI
Gunung Merapi adalah gunung api teraktif di Indonesia. Gunung Merapi dikategorikan dalam gunung berapi tipe strato atau masih aktif. Tercatat dalam catatan modern bahwa gunung Merapi mengalami erupsi atau letusan setiap 2-5 tahun sekali. Tahun 2010 adalah pembuktian betapa ganasnya erupsi gunung Merapi di sepuluh tahun terakhir ini. Gunung Merapi tercatat sudah meletus sebanyak 68 kali sejak tahun 1548.
Gunung Merapi selain masuk dalam kategori gunung api paling aktif juga masuk dalam kategori gunung api paling berbahaya. Karena jika gunung ini meletus maka akibatnya akan sangat fatal mengingat sekeliling gunung Merapi adalah pemukiman padat. Dari sisi barat ada kabupaten Magelang, sebelah selatan ada kabupaten Sleman dan kota Yogyakarta, dari sisi timur ada kabupaten Boyolali, dan sisi tenggara kabupaten Klaten.
JALUR PENDAKIAN
Untuk mendaki gunung Merapi sebenarnya ada 3 pilihan yakni jalur Selo, jalur Babadan dan jalur Kineharjo. Namun setelah erupsi 2010 hanya tersisa satu jalur saja yakni jalur Selo. Untuk jalur Babadan sudah hilang jalannya dan kini menjadi sebatas pos pemantauan. Sedangkan untuk jalur Kineharjo saat ini kondisi jalurnya sangat ekstrim sehingga bisa dikatakan susah untuk dilewati. Bacalah artikel mengenai jalur pendakian Selo disini
Nah, gimana apakah kamu tertarik untuk mendaki gunung paling aktif se-Indonesia Raya ini? Nikmatilah sensai yang berbeda dari pendakian gunung-gunung lain di Indonesia. Saat kita mendaki gunung Merapi kita akan ikut merasakan bahwa gunung ini aktif dan bisa meletus seketika dan bisa membinasakan banyak manusia yang penuh hiruk pikuk di bawahnya.
TIPS PENDAKIAN
- Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
- Latihan fisik seminggu sebelum hari H
- Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak
- Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang harus sudah pernah naik gunung)
- Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
- Untuk pendakian Merapi kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
- Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung
- Jika ada anggota kelompok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya ditemani. Atau jika sakit parah langsung beritahu dengan kelompok lain.
INFORMASI GUNUNG MERAPI
Nama: Gunung Merapi
Ketinggian: 2.968 mdpl (2006) – 2930 mdpl (2010)
Lokasi: Klaten (Tenggara), Boyolali (Timur), Magelang (Barat), Sleman,Yogyakarta (Selatan)
Pengelola: Taman Nasional Gunung Merapi
Tipe: Gunung berapi strato
Letusan terakhir: 2010
Kondisi: udara dingin, kabut, bebatuan dan pasir, debu tinggi
Jalur pendakian: Jalur Selo
Spot alam: hutan tropis tandus
Flora: saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor
Fauna: Elang jawa (Spizaetus bartelsi),macan tutul (Panthera pardus) dan banyak sekali spesies burung.
Sumber air: di jalur pendakian Selo
Sungai: Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul
Puncak: puncak Merapi (dahulu bernama puncak Garuda th 2010)
View gunung lain dari puncak: Gn. Merbabu, Sumbing, Sindoro, Ungaran, Telemoyo, Lawu
Tarif daki: Rp 10.000/orang/hari (Jan 2015)
Website: www.tngunungmerapi.org
Mitos: Kerajan Jawa sangat besar terkubur di dalam Gunung Merapi dan gunung Merbabu yang berkaitan dengan kerajaan Mataram Kuno
Kismis (kisah misteri): Sebelum puncak merapi ada tempat bernama “Pasar Bubrah” yang menurut cerita sebagai pasar-nya setan-setan di keraton Merapi
WAKTU PENDAKIAN
Basecamp – New Selo (30 menit)
New Selo – Pos I (2 jam)
Pos I – Pos II (1 jam)
Pos II – Watu Gajah (1 jam)
Watu Gajah – Pasar Bubrah (30 menit)
Pasar Bubrah – Puncak (1 jam)
TOTAL 6 jam. Namun biasanya banyak terjadi kondisi yang tak bisa diprekdisikan sehingga kita bisa ambil rata-rata 7-8 jam.
Shinbe : “HOLY SHIT!!!” (ekspresi tercengang, terkagum-kagum dan terkaget-kaget :D)
– Dari Yogyakarta kira-kira satu jam dengan kendaraan bermotor. Tidak ada transportasi umum langsung menuju lokasi. Bisa saja dengan bus jogja-wonosari turun perempatan pathuk-dlingo, lalu dilanjutkan dengan ojek.
– Retribusi tiket masuk untuk trekking Rp 2000
– Parkirnya di rumah bapak saeran, tarif parkir sukarela, tapi minimal kasih Rp 2000 lah per motor
– Siapkan alas kaki yang kuat, jangan pakai sandal jepit apalagi high heels!! haha..JsKd
– Estimasi waktu dari pos 1 sampai pos 3 (puncak) kira-kira 30 menit sampai 1 jam, tergantung kekuatan fisik
Untuk mendaki gunung Merapi sebenarnya ada 3 pilihan yakni jalur Selo, jalur Babadan dan jalur Kineharjo. Namun setelah erupsi 2010 hanya tersisa satu jalur saja yakni jalur Selo. Untuk jalur Babadan sudah hilang jalannya dan kini menjadi sebatas pos pemantauan. Sedangkan untuk jalur Kineharjo saat ini kondisi jalurnya sangat ekstrim sehingga bisa dikatakan susah untuk dilewati. Bacalah artikel mengenai jalur pendakian Selo disini
Nama: Gunung Merapi
Ketinggian: 2.968 mdpl (2006) – 2930 mdpl (2010)
Lokasi: Klaten (Tenggara), Boyolali (Timur), Magelang (Barat), Sleman,Yogyakarta (Selatan)
Pengelola: Taman Nasional Gunung Merapi
Tipe: Gunung berapi strato
Letusan terakhir: 2010
Kondisi: udara dingin, kabut, bebatuan dan pasir, debu tinggi
Jalur pendakian: Jalur Selo
Spot alam: hutan tropis tandus
Flora: saninten (Castanopsis argentea), anggrek Vanda tricolor
Fauna: Elang jawa (Spizaetus bartelsi),macan tutul (Panthera pardus) dan banyak sekali spesies burung.
Sumber air: di jalur pendakian Selo
Sungai: Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul
Puncak: puncak Merapi (dahulu bernama puncak Garuda th 2010)
View gunung lain dari puncak: Gn. Merbabu, Sumbing, Sindoro, Ungaran, Telemoyo, Lawu
Tarif daki: Rp 10.000/orang/hari (Jan 2015)
Website: www.tngunungmerapi.org
Mitos: Kerajan Jawa sangat besar terkubur di dalam Gunung Merapi dan gunung Merbabu yang berkaitan dengan kerajaan Mataram Kuno
Kismis (kisah misteri): Sebelum puncak merapi ada tempat bernama “Pasar Bubrah” yang menurut cerita sebagai pasar-nya setan-setan di keraton Merapi
Basecamp – New Selo (30 menit)
New Selo – Pos I (2 jam)
Pos I – Pos II (1 jam)
Pos II – Watu Gajah (1 jam)
Watu Gajah – Pasar Bubrah (30 menit)
Pasar Bubrah – Puncak (1 jam)
TOTAL 6 jam. Namun biasanya banyak terjadi kondisi yang tak bisa diprekdisikan sehingga kita bisa ambil rata-rata 7-8 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar